JENIS - JENIS INVESTASI YANG COCOK DITENGAH PANDEMI COVID-19

 

Investasi Seperti Menanam Pohon - Rivan Kurniawan 

Source : Google Images 

 

Ditengah pandemi Covid-19 banyak sekali masalah perekonomian yang menghantui masyarakat masa kini. Ditengah segala kebutuhan yang berkurang, lowongan pekerjaan yang semakin sempit, usaha maupun bisnis yang makin susah dan jarang, dan lain sebagainya fenomena permasalahan perekonomian akibat dari pandemi Covid-19 ini. Banyak masyarakat yang bingung, mau dikemanakan uang yang mereka miliki? diputar kebisnis? berpeluang gagal. dipergunakan untuk kegiatan sehari-hari? tidak ada simpanan, dan lain sebagainya. 

Meski demikian, penyebaran virus corona sangat menyebabkan kondisi perekonomian global menjadi tidak stabil, bahkan kian landai menurun.

Hal ini sangat berdampak pada sejumlah bisnis di dunia, tidak terkecuali pada kegiatan investasi (jika situasi semakin memburuk).

Wabah corona yang terus menerus berputar membuat para investor asing dan juga domestik berusaha keras mencari aset yang tepat dan aman. Tidak jarang investor mulai mengubah strategi investasi mereka saat corona agar selamat dari kerugian.

Berdasarkan data BEI (Bursa Efek Indonesia), hingga tanggal 8 April 2020, IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) melorot sampai 26,44% dengan catatan jual bersih asing sebesar Rp15,01 triliun di pasar reguler.

Sementara di pasar non reguler (tunai dan negosiasi) terjadi aksi beli asing sebesar Rp2,94 triliun.

Tentu saja, dampaknya langsung dirasakan pada investasi di beberapa sektor, mulai dari perbankan, property, hingga komoditas tambang dan consumer goods.

Lalu, sebenarnya, apakah investasi masih aman dilakukan saat corona seperti ini? Jawabannya yaitu masih aman, asalkan anda mampu menelusuri instrumen investasi apa yang tepat dipilih agar tidak terjadi kerugian yang amat besar.

Berikut akan saya rangkum beberapa jenis investasi yang dapat dipertimbangkan saat pandemi Covid-19 ini ! 

 

 

Features & Renovations That Might Not Add Value To Your Property

Source : Google Images

1. Property

Investasi properti memiliki beberapa kesamaan dengan investasi emas. Ada benda fisik yang Anda beli di sini. Nilainya juga dipastikan terus mengalami peningkatan tanpa banyak fluktuasi. Selain itu, risikonya juga terbilang rendah.

Ada beberapa model investasi properti yang biasa digunakan. Cara yang paling sederhana adalah dengan membeli tanah, membangun properti di atasnya dan menjualnya saat harga dinilai sudah cukup tinggi. Sedangkan untuk cara kedua, Anda bisa menyewakan properti untuk mendapatkan aliran pemasukan.

Jangan lupa untuk mempertimbangkan risiko seperti kerusakan bangunan. Meski risiko investasi ini terbilang rendah, properti adalah aset yang bisa rusak oleh waktu. Anda harus merawatnya agar nilainya tetap terjaga. Biaya perawatan yang sudah dikeluarkan ini nantinya juga perlu dipertimbangkan saat hendak menjual properti.

Investasi properti tergolong sebagai investasi jangka panjang. Jadi untuk mendapatkan return, Anda memang harus menahannya dalam waktu yang cukup panjang. 

 

 

 

Apa Itu Deposito? Bagaimana Cara Kerja Deposito?

Source : Google Images

2.  Deposito

Sebenarnya deposito ini mirip dengan tabungan. Risikonya yang rendah membuat deposito kerap dipilih investor pemula. Namun jika dibandingkan dengan tabungan, ada dua hal yang membedakannya, yakni tingkat bunga dan adanya waktu jatuh tempo.

Suku bunga deposito lebih tinggi dibandingkan bunga tabungan biasa. Secara umum, bunganya ada di kisaran 5-6% per tahunnya. Ada juga beberapa bank yang menawarkan suku bunga lebih dari 6%. Semakin banyak uang yang Anda investasikan, biasanya bunga depositonya juga semakin tinggi. Jika Anda membuka rekening deposito, return yang bisa Anda dapatkan antara lain bunga 6,25% per tahun dan cashback hingga Rp 100 juta yang setara dengan total return hingga 7,25% untuk deposito Rupiah.

Meski memiliki suku bunga yang lebih tinggi, uang yang Anda investasikan ke deposito tidak bisa diambil sewaktu-waktu layaknya tabungan. Ada tenor yang mengikat. Sebelum deposito tersebut jatuh tempo, Anda tidak bisa menyentuhnya sama sekali.

Tenor deposito sendiri cukup beragam. Setiap bank memiliki kebijakannya masing-masing untuk itu. Namun secara umum, rata-rata bank menyediakan tenor maksimal 12 bulan. Meski demikian, ada juga beberapa bank yang menawarkan tenor deposito hingga 24 bulan. 

 

 

 Harga Emas 24 Karat Hari Ini, 30 November 2020: Ibarat Langit dan Bumi

Source : Google Images

 3. Emas

Bagi Anda yang lebih tertarik dengan jenis investasi fisik dengan nilai intrinsik yang lebih jelas, emas bisa jadi pilihan yang cukup menarik. Sama halnya dengan deposito, risiko investasi emas juga rendah. Nilainya cenderung stabil dan terus mengalami peningkatan setiap tahunnya.

Jika ingin berinvestasi emas, sebaiknya pilih emas batangan. Berbeda dengan emas perhiasan, nilai emas batangan ini murni dinilai dari beratnya. Anda juga harus menyiapkan tempat untuk menyimpan emas yang sudah dibeli. Untuk penyimpanan sendiri, Anda bisa menyimpannya sendiri atau menyewa deposit box di bank.

Selain membeli di toko, Anda juga bisa berinvestasi emas lewat aplikasi. Di sini Anda tidak harus membeli emas batangan dengan berat minimal 0,5 gram atau mengeluarkan beberapa ratus ribu rupiah untuk memulai investasi emas. Jika dana yang tersedia memang masih terbatas, Anda bahkan bisa membeli emas cukup dengan Rp 100. 

 

 

 Reksadanaku - Portal Informasi Reksadana

Source : Google Images

 4. Reksadana

Secara sederhana, reksa dana adalah sebuah instrumen investasi di mana dana dari beberapa investor dikumpulkan menjadi satu untuk kemudian diinvestasikan ke instrumen-instrumen investasi yang ada di pasar modal. Reksa dana sendiri terbagi menjadi 5 jenis. Kelima jenis reksa dana ini meliputi reksa dana pasar uang, reksa dana pendapatan tetap, reksa dana saham, reksa dana campuran dan reksa dana index.

Setiap jenis reksa dana memiliki potensi dan risiko yang berbeda beda. Untuk risiko terendah ada reksa dana pasar uang. Sedangkan untuk potensi return terbesar dengan risiko yang juga tidak kalah tinggi, Anda bisa memilih reksa dana saham.

Instrumen investasi yang satu ini terbilang cukup populer di kalangan investor, khususnya para investor pemula yang memiliki keterbatasan dana. Reksa dana sendiri dapat dibeli mulai dari nominal Rp 500.000 di HSBC. Namun jika ingin membeli reksa dana, pastikan untuk memahami profil risiko Anda terlebih dahulu. Jika Anda ingin berinvestasi reksadana, Anda dapat meninjau dan memilih produk reksa dana yang sesuai dengan kebutuhan, profil risiko, preferensi dan pasar yang Anda inginkan. Anda cukup mengunjungi cabang HSBC terdekat dan temui Relationship Manager kami untuk mengetahui limit risiko dan preferensi investasi Anda.

 

 

IHSG Ambles 18,3% akibat Virus Corona Sepanjang 2020 : Okezone Economy 

Source : Google Images

 5. Saham

High Risk High Return, mungkin seperti itulah prinsip mengenai investasi saham. Saham sebenarnya merupakan bukti kepemilikan sebuah perusahaan. Saat Anda membeli saham, pada dasarnya Anda membeli sebagian kepemilikan atas perusahaan yang mengeluarkannya. Jadi semakin banyak saham yang Anda beli, semakin besar pula persentase kepemilikan perusahaan yang Anda dapatkan.

Return investasi saham biasanya berasal dari dividen dan pertumbuhan nilai saham itu sendiri. Dividen sendiri diambil dari return yang diperoleh perusahaan. Namun perlu dicatat, tidak semua perusahaan membagikan dividen kepada investornya. Beberapa perusahaan justru memilih menggunakan return yang didapat untuk mengembangkan bisnisnya.

Jika dibandingkan dengan tiga jenis investasi sebelumnya, risiko investasi saham terbilang yang paling tinggi. Butuh pemahaman dan analisa yang cukup mendalam sebelum memutuskan untuk membeli saham sebuah perusahaan. Namun sebagai alternatif, saat ini ada reksa dana saham yang risikonya lebih rendah namun memiliki potensi return mendekati investasi saham.

 

Nah ke lima jenis investasi tersebut diurutkan dari yang pertama hingga terakhir sangat cocok untuk anda disaat keadaan darurat tidak tahu mau diapakan uang yang dimiliki saat ini, sifatnya adalah ajakan namun ketimbang dihabiskan untuk sesuatu yang kurang ada manfaatnya dalam jangka panjang maka lebih baik di investasikan !


References:

  • cnnindonesia.com/ekonomi/20190312154627-92-376559/pemerintah-pede-pertumbuhan-investasi-double-digit-di-2019
  • cnnindonesia.com/ekonomi/20190430111359-532-390763/pertumbuhan-investasi-kuartal-i-2019-cuma-53-persen
  • investopedia.com/terms/l/longterminvestments.asp
  • investopedia.com/terms/s/shorterminvestments.asp
  • cermati.com/artikel/tips-jitu-investasi-reksa-dana-bagi-para-pemula
  • cermati.com/artikel/reksadana-pasar-uang-apakah-lebih-untung-daripada-deposito
  • cermati.com/artikel/investasi-reksa-dana-manfaat-dan-risiko-yang-harus-dihindari
  • koinworks.com/blog/jenis-investasi-populer/
  • finansialku.com/ketahui-jenis-jenis-investasi/
  • hsbc.co.id/1/2/id/personal/wealth-management/investasi/mutual-funds 
  • Google Images

  

Comments

Popular posts from this blog

INVESTASI SAHAM?